-->

Tips Pengelolaan Keuangan Yang Baik

Setiap orang pasti mencita-citakan kehidupannya untuk menjadi lebih sejahtera, serta terpenuhinya seluruh kebutuhan (needs) dan keinginan (want) dalam hidupnya merupakan bagian dari wujud kesejahteraan yang dicitacitakan setiap orang.

Namun demikian, dalam kehidupan nyata, tidak setiap kebutuhan dan keinginan dapat diwujudkan sebab sumber daya yang dimiliki setiap orang, baik itu berupa sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal sampai keahlian (skill) seringkali mengalami keterbatasan. Baik karena keterbatasan dari segi ruang, waktu, jumlah, tempat maupun akses untuk memperolehnya.

1. Pengertian Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan adalah sebuah tindakan untuk mencapai tujuan keuangan di masa yang akan datang. Pengelolaan keuangan meliputi pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan keuangan keluarga, dan pengelolaan keuangan perusahaan. Pengelolaan keuangan merupakan bagian penting dalam mengatasi masalah ekonomi, baik masalah ekonomi individu, keluarga maupun perusahaan.

2. Tujuan Pengelolaan Keuangan

Secara umum, tujuan dari pengelolaan keuangan meliputi :
a. Mencapai target dana tertentu di masa yang akan datang.
b. Melindungi dan meningkatkan kekayaan yang dimiliki.
c. Mengatur arus kas (pemasukan dan pengeluaran uang).
d. Melakukan manajemen risiko dan mengatur risiko dengan baik.
e. Mengelola utang piutang.

3. Tahapan dalam Pengelolaan Keuangan

Setelah mengetahui tentang pengertian dan tujuan pengelolaan keuangan, yang harus diketahui adalah mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam pengelolaan keuangan yang meliputi:

a. Pencatatan Aset/Harta yang Dimiliki

Setiap orang pasti memiliki aset/harta yang dicatat sebagai harta produktif maupun konsumtif. Harta produktif adalah harta yang memberikan penghasilan rutin atau keuntungan pada saat harta tersebut dijual kembali. Contohya tabungan (yang tidak dipakai untuk belanja atau keperluan konsumtif), deposito, reksadana, rumah (yang dikontrakkan bukan yang ditempati). Adapun harta konsumtif merupakan harta yang tidak memberikan penghasilan, baik penghasilan secara rutin maupun keuntungan ketika dijual kembali. Contohnya perlengkapan dan peralatan rumah tangga (televisi, meja makan, sofa, dan lain-lain), perhiasan yang dipakai, mobil, dan motor.

b. Pencatatan Semua Pemasukan dan Pengeluaran

Setelah Anda mencatat semua aset/harta, Anda mendapatkan informasi tentang posisi keuangan Anda saat ini. Hal tersebut sangat berguna dalam melakukan langkah selanjutnya, yaitu mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Kegiatan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran akan memberikan informasi tentang banyaknya uang yang telah masuk dan yang dikeluarkan. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mengontrol pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Pencatatan pemasukan dan pengeluaran juga membantu untuk mengetahui frekuensi pemasukan dan pengeluaran untuk suatu pos tertentu, sehingga dapat membedakan pengeluaran mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan.

c. Identifikasi Pengeluaran Rutin Bulanan, dan Tahunan

Setiap orang atau keluarga biasanya punya pola pengeluaran yang mirip dari bulan ke bulan, termasuk dari tahun ke tahun. Setelah memiliki catatan pengeluaran, coba identifikasi apa saja yang menjadi pengeluaran rutin dan bagaimana frekuensinya. Kegiatan ini dilakukan untuk membuat pemetaan pengeluaran, apakah pengeluaran tersebut sifatnya rutin bulanan atau tahunan, hal tersebut akan berguna sebagai bahan dalam membuat perencanaan keuangan.

d. Menyusun Rencana Pengeluaran (Budgeting)

Dalam menyusun rencana pengeluaran, hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut:

    Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

    Dari segi bahasa, “butuh” adalah kata sifat yang menunjukkan bahwa sesuatu mau tidak mau harus dipenuhi, karena kalau tidak dipenuhi akan mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga menjadi prioritas.

    Sementara “ingin” menunjukkan bahwa sesuatu yang diinginkan belum tentu dibutuhkan. Dengan kata lain, kebutuhan (need) adalah sesuatu yang sifatnya mendasar dan harus dipenuhi karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, sedangkan keinginan (want) adalah kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pendidikan, selera, dan faktor lainnya dan tidak harus dipenuhi. Kebutuhan sesungguhnya bersifat relatif terbatas, sedangkan keinginan bersifat tidak terbatas.

    Dalam membuat perencanaan keuangan, seseorang harus cermat dalam memilah kebutuhan dan keinginan, sehingga tidak terjadi kesalahan pengalokasian anggaran, sehingga kebutuhan-kebutuhan mendasar dapat terpenuhi. Kebutuhan harus menjadi prioritas dibanding keinginan.

    Pilihlah Prioritas Pengeluaran Terlebih Dahulu

    Dalam menentukan prioritas pengeluaran, seseorang dapat membagi pos-pos pengeluaran kedalam tiga kelompok: Biaya Hidup, Cicilan Utang dan Premi Asuransi.

    Biaya hidup adalah semua pos pengeluaran yang biasa dilakukan seseorang agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Contohnya membeli sembako, membayar telepon, listrik, air, biaya sekolah anak dan lain-lain.

    Adapun cicilan utang adalah semua pos pembayaran utang yang biasa dilakukan setiap bulan. Seperti pembayaran cicilan rumah, cicilan kendaraan, cicilan kartu kredit dan cicilan-cicilan lainnya. Menurut Aidil Akbar (2013), secara umum utang dapat dibagi menjadi utang produktif dan utang konsumtif. Utang produktif adalah segala jenis utang yang mempunyai ciri nilai aset yang dibeli dengan cara berutang dan meningkat seiring dengan berjalannya waktu, sementara utang konsumtif adalah segala jenis utang yang mempunyai ciri nilai aset yang dibeli dengan cara berutang dan menurun seiring dengan berjalannya waktu.

    Premi asuransi adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran asuransi seperti asuransi jiwa, kesehatan, dan asuransi kerugian (rumah dan kendaraan). Khusus untuk pos pengeluaran asuransi, biasanya tidak semua orang memiliki pos ini, premi asuransi biasanya hanya bagi mereka yang sudah memiliki pendapatan tertentu dan memahami pentingnya asuransi sebagai upaya prefentif dalam menanggung risiko di kemudian hari. Apabila semua pengeluaran ternyata masuk ke dalam tiga kelompok tersebut, maka harus disusun skala prioritas.

    Prioritas pertama adalah cicilan utang, karena cicilan utang mempunyai akibat tersendiri berupa denda. Selain itu saldo utang yang tidak dibayar tepat waktu akan terkena bunga. Prioritas kedua adalah membayar pos-pos premi asuransi, karena jika terlambat membayar akan mengakibatkan proteksi yang dimiliki dari program asuransi hilang. Prioritas ketiga adalah membayar biaya hidup, karena biaya hidup tidak akan menimbulkan bahaya jika terlambat membayar, misal belanja bulanan.

    Cara yang Baik dalam Mengeluarkan Uang untuk Setiap Pos Pengeluaran

    Cara yang terbaik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran adalah dengan melakukan penghematan. Hemat adalah mencari cara agar dapat mengeluarkan uang yang lebih sedikit untuk mencapai tujuan yang sama. Contohnya jika akan melakukan perjalanan Bandung-Surabaya dengan pesawat, maka akan dicari maskapai penerbangan yang menawarkan tarif paling rendah dibandingkan maskapai penerbangan yang lain.

    e. Menabung Secara Periodik

    Menabung sebaiknya dilakukan segera setelah mendapatkan penghasilan. Dengan demikian, begitu menerima pendapatan, sesuai rencana yang telah dibuat, segera simpan sejumlah tertentu untuk ditabung agar aman. Pisahkan rekening untuk tabungan dan bila perlu jangan dibuatkan ATM, sehingga Anda tidak tergoda untuk mengambilnya kembali.

    f. Perencanaan Program untuk Masa Depan

    Rencanakan keperluan atau rencana khusus untuk masa depan. Perkirakan target periode pencapaian dan dana yang dibutuhkan. Setelah itu tentukan target dana yang harus disisihkan perhari atau perbulan.

    g. Menabung Secara Periodik untuk Masa Depan

    Persiapkan tabungan untuk keperluan atau rencana khusus untuk masa depan. Perkirakan jumlah tabungan yang di sisihkan, sehingga mencapai jumlah yang cukup ketika waktunya tiba.

    Click to comment