-->

Kondisi Ekonomi Global Pengaruhi Neraca Transaksi Berjalan dan Mata Uang Rupiah

Kondisi ekonomi global memberi pengaruh terhadap neraca transaksi berjalan (current account) dan mata uang Rupiah kita. Sehingga Pengendalian Defisit Neraca Berjalan penting dilakukan untuk menjaga fundamental ekonomi Indonesia.
Kondisi Ekonomi Global Pengaruhi Neraca Transaksi Berjalan dan Mata Uang Rupiah
Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengendalian impor melalui kebijakan Pajak Penghasilan, dimana dilakukan penyesuaian tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 terhadap 1.147 pos-tarif. Rinciannya adalah sebagai berikut:
  1. 210 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 7,5% menjadi 10%. Termasuk dalam kategori ini adalah barang mewah seperti mobil CBU, motor besar, dan laptop.
  2. 218 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi 10%. Termasuk dalam kategori ini adalah seluruh barang konsumsi yang sebagian besar telah dapat diproduksi di dalam negeri seperti barang elektronik (dispenser air, pendingin ruangan, lampu), keperluan sehari hari seperti sabun, shampoo, dan kosmetik, serta peralatan masak/dapur.
  3. 719 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi 7,5%. Termasuk dalam kategori ini seluruh barang yang digunakan dalam proses konsumsi dan keperluan lainnya. Contohnya produk makanan minuman olahan (cokelat, kopi, teh), bahan bangunan seperti keramik, peralatan elektronik audio-visual seperti kabel, box speaker, produk tekstil seperti overcoat, polo shirt, swim wear.

Dalam akun instagramnya @smindrawati, Menkeu mengatakan "Kami berharap bahwa dengan policy ini, industri-industri di dalam negeri kita bisa melihat kesempatan untuk maju,"

Pembatasan impor adalah instrumen pemerintah dalam mengendalikan kebutuhan devisa. Terlebih, defisit transaksi berjalan yang kian besar akibat meningkatnya impor yang dianggap sebagai salah satu indikator yang membuat Indonesia rentan terhadap sentimen eksternal.

Click to comment