Rasionalisasi Penganggaran Modal (Capital Rationing). Alasan paling klasik dan utama mengapa perusahaan harus melakukan efisiensi dalam penggunaan uang adalah karena terbatasnya dana atau modal yang dimiliki perusahaan.
Kita tahu bahwa modal perusahaan dapat berupa modal asing (dari pinjaman) dan modal sendiri. Dalam manajemen keuangan yang konservatif (hati-hati), maka investasi aktiva tetap lebih aman menggunakan modal sendiri.
Namun modal sendiri ini sifatnya terbatas, sehingga diperlukan prioritas dalam penggunaannya. Karena terbatasnya dana, maka usulan investasi yang akan dilaksanakan perusahaan perlu dinilai secara rasional dengan melihat present value tiap-tiap usulan investasi tersebut.
Pemilihan usulan investasi dengan melihat terbatasnya modal yang tersedia dinamakan “capital rationing”.
Oleh karena itu capital rationing terjadi ketika perusahaan menghadapi pemilihan beberapa usulan investasi yang menghasilkan return berbeda-beda, sedangkan perusahaan memiliki keterbatasan dana yang akan digunakan untuk investasi tersebut.
Di samping memilih investasi yang menghasilkan profit tertinggi, pemilihan usulan investasi juga perlu memperhatikan sifat hubungan antar usulan-usulan investasi yang ditawarkan.
Hubungan antar usulan investasi meliputi investasi yang bebas atau tidak saling tergantung (independent), investasi yang saling terkait atau saling bergantung (dependant), atau investasi yang bersifat saling meniadakan (mutually exclusive).
Untuk memilih usulan investasi yang ditawarkan kita perlu memperhatikan hubungan masing-masing usulan investasi satu dengan lainnya.
Apabila usulan investasi tersebut bersifat independent (tidak saling tergantung), maka kita memilih usulan investasi yang memberikan present value aliran kas masuk yang tertinggi.
Kita membuat rangking usulan investasi yang dimulai dari usulan investasi yang memiliki profitability index tertinggi hingga seluruh dana yang tersedia dapat digunakan.
Dengan demikian kita membuat suatu portofolio (penganekaragaman) investasi dari dana yang tersedia.
Kita tahu bahwa modal perusahaan dapat berupa modal asing (dari pinjaman) dan modal sendiri. Dalam manajemen keuangan yang konservatif (hati-hati), maka investasi aktiva tetap lebih aman menggunakan modal sendiri.
Namun modal sendiri ini sifatnya terbatas, sehingga diperlukan prioritas dalam penggunaannya. Karena terbatasnya dana, maka usulan investasi yang akan dilaksanakan perusahaan perlu dinilai secara rasional dengan melihat present value tiap-tiap usulan investasi tersebut.
Pemilihan usulan investasi dengan melihat terbatasnya modal yang tersedia dinamakan “capital rationing”.
Oleh karena itu capital rationing terjadi ketika perusahaan menghadapi pemilihan beberapa usulan investasi yang menghasilkan return berbeda-beda, sedangkan perusahaan memiliki keterbatasan dana yang akan digunakan untuk investasi tersebut.
Di samping memilih investasi yang menghasilkan profit tertinggi, pemilihan usulan investasi juga perlu memperhatikan sifat hubungan antar usulan-usulan investasi yang ditawarkan.
Hubungan antar usulan investasi meliputi investasi yang bebas atau tidak saling tergantung (independent), investasi yang saling terkait atau saling bergantung (dependant), atau investasi yang bersifat saling meniadakan (mutually exclusive).
Untuk memilih usulan investasi yang ditawarkan kita perlu memperhatikan hubungan masing-masing usulan investasi satu dengan lainnya.
Apabila usulan investasi tersebut bersifat independent (tidak saling tergantung), maka kita memilih usulan investasi yang memberikan present value aliran kas masuk yang tertinggi.
Kita membuat rangking usulan investasi yang dimulai dari usulan investasi yang memiliki profitability index tertinggi hingga seluruh dana yang tersedia dapat digunakan.
Dengan demikian kita membuat suatu portofolio (penganekaragaman) investasi dari dana yang tersedia.