Definisi Operating dan Financial Leverage: Konsep, Perbedaan, dan Dampaknya terhadap Risiko Perusahaan

Pelajari pengertian, perbedaan, dan dampak operating leverage dan financial leverage terhadap laba dan risiko perusahaan.

Dalam dunia manajemen keuangan, perusahaan selalu berupaya meningkatkan keuntungan tanpa menambah risiko yang berlebihan. Dua konsep penting yang berkaitan langsung dengan hal ini adalah Operating Leverage dan Financial Leverage.

Keduanya merupakan strategi penggunaan sumber daya tetap — baik operasional maupun keuangan — untuk memaksimalkan laba perusahaan. Namun, efek sampingnya adalah meningkatnya tingkat risiko yang harus dikelola dengan hati-hati.

Artikel ini membahas secara lengkap pengertian, rumus, perbedaan, serta dampak operating dan financial leverage terhadap kinerja perusahaan.

Pengertian Leverage

Secara umum, leverage berarti penggunaan sumber daya atau biaya tetap untuk meningkatkan potensi keuntungan perusahaan. Dengan leverage, perusahaan dapat memperbesar laba dengan jumlah investasi yang relatif kecil, namun dengan risiko yang juga meningkat.

Terdapat dua jenis leverage utama dalam analisis keuangan, yaitu Operating Leverage dan Financial Leverage.

1. Operating Leverage (Leverage Operasi)

Pengertian

Operating Leverage adalah tingkat penggunaan biaya tetap dalam kegiatan operasional perusahaan untuk memperbesar pengaruh perubahan penjualan terhadap laba operasional (EBIT).

Semakin tinggi proporsi biaya tetap terhadap biaya total, semakin besar leverage operasi perusahaan. Artinya, sedikit perubahan dalam penjualan dapat menyebabkan perubahan yang besar pada laba operasi.

Rumus Operating Leverage

Degree of Operating Leverage (DOL) = % Perubahan EBIT / % Perubahan Penjualan

Atau dapat dihitung dengan:
DOL = (Penjualan – Biaya Variabel) / (Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap)

Contoh Sederhana

Sebuah perusahaan memiliki:

  • Penjualan: Rp1.000.000.000
  • Biaya variabel: Rp600.000.000
  • Biaya tetap: Rp200.000.000

Maka:
DOL = (1.000.000.000 – 600.000.000) / (1.000.000.000 – 600.000.000 – 200.000.000)
DOL = 400.000.000 / 200.000.000 = 2

Artinya, setiap kenaikan penjualan sebesar 1% akan meningkatkan laba operasional sebesar 2%.

Implikasi

  • DOL tinggi: perusahaan memiliki biaya tetap besar, sehingga potensi laba tinggi saat penjualan naik, namun risiko kerugian juga meningkat saat penjualan turun.
  • DOL rendah: biaya variabel lebih dominan, risiko lebih rendah, tetapi potensi keuntungan terbatas.

Faktor yang Mempengaruhi Operating Leverage

  1. Struktur biaya tetap seperti sewa, gaji tetap, dan depresiasi.
  2. Volume penjualan dan kapasitas produksi.
  3. Efisiensi operasional dan teknologi.
  4. Model bisnis (padat modal vs padat karya).

2. Financial Leverage (Leverage Keuangan)

Pengertian

Financial Leverage adalah penggunaan dana pinjaman (debt financing) untuk meningkatkan potensi pengembalian (return) kepada pemegang saham.

Leverage keuangan muncul karena adanya beban bunga tetap yang harus dibayar terlepas dari laba atau rugi perusahaan. Jika perusahaan mampu menghasilkan laba operasi (EBIT) yang lebih besar dari biaya bunga, maka penggunaan utang akan memperbesar laba bersih per saham (EPS). Namun, jika EBIT lebih rendah dari bunga, leverage justru memperburuk kerugian.

Rumus Financial Leverage

Degree of Financial Leverage (DFL) = % Perubahan EPS / % Perubahan EBIT

Atau dapat dihitung dengan:
DFL = EBIT / (EBIT – Bunga)

Contoh Sederhana

Perusahaan memiliki EBIT sebesar Rp500.000.000 dan beban bunga Rp100.000.000, maka:
DFL = 500.000.000 / (500.000.000 – 100.000.000)
DFL = 500.000.000 / 400.000.000 = 1,25

Artinya, setiap kenaikan EBIT sebesar 1% akan meningkatkan laba per saham (EPS) sebesar 1,25%.

Implikasi

  • DFL tinggi: menunjukkan perusahaan menggunakan banyak utang, potensi laba tinggi tetapi risiko gagal bayar juga besar.
  • DFL rendah: menunjukkan perusahaan konservatif dengan risiko rendah, namun potensi keuntungan juga terbatas.

Faktor yang Mempengaruhi Financial Leverage

  1. Struktur modal antara utang dan ekuitas.
  2. Tingkat suku bunga pinjaman.
  3. Stabilitas pendapatan operasional (EBIT).
  4. Kebijakan dividen dan reinvestasi laba.

3. Combined Leverage (Leverage Gabungan)

Selain operating dan financial leverage secara terpisah, dikenal juga istilah Combined Leverage, yaitu pengaruh gabungan antara leverage operasi dan leverage keuangan terhadap laba bersih atau laba per saham (EPS).

Rumus Combined Leverage

Degree of Combined Leverage (DCL) = DOL × DFL

DCL menunjukkan seberapa besar pengaruh perubahan penjualan terhadap laba bersih. Jika DCL tinggi, berarti perubahan kecil pada penjualan akan berdampak signifikan pada laba bersih perusahaan.

4. Perbedaan Operating dan Financial Leverage

Aspek Operating Leverage Financial Leverage
Fokus Penggunaan biaya tetap operasional Penggunaan utang atau dana pinjaman
Pengaruh Perubahan penjualan terhadap laba operasi (EBIT) Perubahan EBIT terhadap laba bersih (EPS)
Risiko Risiko operasional (produksi dan penjualan) Risiko keuangan (beban bunga dan gagal bayar)
Tujuan Meningkatkan efisiensi operasi Meningkatkan keuntungan pemegang saham
Sumber Beban Tetap Biaya tetap seperti sewa, gaji, dan depresiasi Beban bunga pinjaman
Dikelola oleh Manajer operasional Manajer keuangan

5. Dampak Leverage terhadap Risiko dan Profitabilitas

  1. Profitabilitas meningkat: bila perusahaan dapat menjaga volume penjualan tinggi dan EBIT melebihi beban tetap.
  2. Risiko meningkat: bila penjualan menurun atau bunga utang tinggi, laba akan menurun tajam karena adanya biaya tetap yang tidak fleksibel.
  3. Keseimbangan leverage: penting untuk menjaga struktur modal optimal agar keuntungan meningkat tanpa mengorbankan likuiditas dan solvabilitas.

6. Kesimpulan

Operating Leverage dan Financial Leverage merupakan dua alat penting dalam analisis keuangan untuk memahami hubungan antara pendapatan, biaya, dan risiko perusahaan.

Operating leverage berasal dari penggunaan biaya tetap dalam operasi, sementara financial leverage berasal dari penggunaan utang dalam struktur modal.
Keduanya memiliki potensi meningkatkan laba, namun juga memperbesar risiko bila tidak dikelola dengan bijak.

Dengan memahami konsep leverage secara mendalam, manajemen dapat menyeimbangkan profitabilitas dan risiko, serta mengambil keputusan strategis yang mendukung pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.