Analisis Penggunaan Rasio Keuangan. Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.
Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang dipimpinnya.
Dengan mengadakan analisa laporan keuangan dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaannya, dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktuwaktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah “rasio”. Pengertian rasio ini sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial.
Macamnya rasio keuangan banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Penganalisa keuangan dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara perbandingan, yaitu:
Penganalisa keuangan sedapat mungkin menghindari penggunaan “the rule of the thumb”, pedoman kasar dalam mengadakan analisa finansial suatu perusahaan.
Penganalisa keuangan harus menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dalam hubungannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang bekerja dalam bidang usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa.
Dengan demikian adalah tidak tepat apabila seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua perusahaan, current ratio kurang dari 200% adalah kurang baik, yang hanya mendasarkan pada pedoman sangat kasar atau “the rule of the thumb”. Banyak perusahaan-perusahaan yang sehat mempunyai current ratio kurang dari 200%.
Hanya dengan membandingkan financial ratio suatu perusahaan dengan financial ratio dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau rasio industri atau dengan mengadakan analisa rasio historis dari perusahaan yang bersangkutan selama beberapa periode, penganalisa dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis.
Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas (leverage), dan rasio profitabilitas (rentabilitas). Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang dipimpinnya.
Dengan mengadakan analisa laporan keuangan dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaannya, dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktuwaktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan.
1. Analisis Rasio Keuangan
Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa finansial memerlukan adanya ukuran atau “yard stick” tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah “rasio keuangan”.Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah “rasio”. Pengertian rasio ini sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial.
Macamnya rasio keuangan banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Penganalisa keuangan dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara perbandingan, yaitu:
- Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (historic ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Misalnya current ratio tahun 1976 dibandingkan dengan current ratio dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan cara pembandingan tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan menganalisa satu macam rasio saja tidak banyak artinya, karena kita dapat mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan tersebut.
- Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan/company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri rata-rata/standard ratio) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu berada di atas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata (average) atau terletak di bawah rata-rata (below average).
Penganalisa keuangan sedapat mungkin menghindari penggunaan “the rule of the thumb”, pedoman kasar dalam mengadakan analisa finansial suatu perusahaan.
Penganalisa keuangan harus menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dalam hubungannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang bekerja dalam bidang usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa.
Dengan demikian adalah tidak tepat apabila seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua perusahaan, current ratio kurang dari 200% adalah kurang baik, yang hanya mendasarkan pada pedoman sangat kasar atau “the rule of the thumb”. Banyak perusahaan-perusahaan yang sehat mempunyai current ratio kurang dari 200%.
Hanya dengan membandingkan financial ratio suatu perusahaan dengan financial ratio dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau rasio industri atau dengan mengadakan analisa rasio historis dari perusahaan yang bersangkutan selama beberapa periode, penganalisa dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis.
2. Metode Perbandingan Rasio Keuangan
Sebagaimana disebutkan sebelumnya macamnya rasio keuangan banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Demikian pula pengelompokan rasio juga macam-macam. Apabila dilihat dari sumbernya darimana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu:- Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid-test ratio, current assets to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio, dan lain sebagainya.
- Rasio-rasio laporan rugi & laba (income statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan rugi laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.
- Rasio-rasio antar laporan (inter-statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari laporan rugi laba, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover, dan lain sebagainya.
Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas (leverage), dan rasio profitabilitas (rentabilitas). Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut:
- Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka panjang.
- Rasio aktivitas (activity ratio), atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.
- Rasio solvabilitas (leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).
- Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.