Konsep “cost of capital” (biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan.
Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber.
Dana yang digunakan oleh perusahaan bisa dipenuhi dari pemilik berupa modal sendiri maupun pinjaman pihak lain atau hutang.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return).
Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu dari sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.
Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of retun merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
Pada umumnya orang menganggap bahwa biaya modal yang berasal dari hutang yang dipinjam dari bank hanya berupa tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dalam kontrak perjanjian hutang (contractual interest).
Hal ini benar kalau jumlah uang yang diterima sama besarnya dengan jumlah nominal utangnya. Tetapi, dalam kenyataannya seringkali dijumpai bahwa penerima kredit harus membayar biaya administrasi, biaya asuransi, dan sebagainya.
Biaya-biaya tersebut sering tidak dicantumkan dalam perjanjian kredit sehingga terjadi jumlah uang yang diterima itu lebih kecil daripada jumlah nominal utangnya.
Biaya modal dari penggunaan hutang yang secara riil harus ditanggung atas penerimaan kredit adalah lebih besar daripada tingkat bunga menurut kontrak.
Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Pada dasarnya biaya penggunaan hang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi dengan rumus singkat (short cut) dan metode present value.
Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen berupa dividen yang besarnya tetap.
Oleh karena itu, saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa. Mempnyai sifat hutang. Karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik.
Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa.
Biaya modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity atau ke) dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba yang ditahan.
Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Secara teoritis perusahaan yang menggunakan laba untuk reinvestasi harus memperoleh keuntungan minimal sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan dengan tingkat risiko yang sama.
Hal ini karena keuntungan setelah pajak tersebut merupakan sebenarnya hak bagi pemegang saham biasa. Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham dari investasi dengan tingkat risiko tertentu adalah sebesar ke.
Pemegang saham dapat memperoleh return sebesar ke dengan membeli saham perusahaan lain yang sejenis.
Sehingga apabila perusahaan tidak dapat menginvestasikan laba ditahan dan memperoleh tingkat keuntungan paling tidak sebesar ke maka sebaiknya perusahaam membagikannya dalam bentuk dividen, dan membiarkan pemegang saham melakukan investasi sendiri.
Oleh karena itu biaya modal dari penggunaan laba ditahan untuk investasi akan sama dengan biaya penggunaan modal saham biasa.
Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber.
Dana yang digunakan oleh perusahaan bisa dipenuhi dari pemilik berupa modal sendiri maupun pinjaman pihak lain atau hutang.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return).
Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu dari sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.
Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of retun merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
Definisi Biaya Modal
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.Pada umumnya orang menganggap bahwa biaya modal yang berasal dari hutang yang dipinjam dari bank hanya berupa tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dalam kontrak perjanjian hutang (contractual interest).
Hal ini benar kalau jumlah uang yang diterima sama besarnya dengan jumlah nominal utangnya. Tetapi, dalam kenyataannya seringkali dijumpai bahwa penerima kredit harus membayar biaya administrasi, biaya asuransi, dan sebagainya.
Biaya-biaya tersebut sering tidak dicantumkan dalam perjanjian kredit sehingga terjadi jumlah uang yang diterima itu lebih kecil daripada jumlah nominal utangnya.
Biaya modal dari penggunaan hutang yang secara riil harus ditanggung atas penerimaan kredit adalah lebih besar daripada tingkat bunga menurut kontrak.
Biaya untuk Masing-masing Sumber Dana Jangka Panjang
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal.Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
A. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perushaaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor (pemilik dana).Pada dasarnya biaya penggunaan hang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi dengan rumus singkat (short cut) dan metode present value.
B. Biaya Saham Preferen
Biaya modal saham preferen (cost of preferred stock atau kp) adalah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen.Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen berupa dividen yang besarnya tetap.
Oleh karena itu, saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa. Mempnyai sifat hutang. Karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik.
Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa.
C. Biaya Saham Biasa
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.Biaya modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity atau ke) dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba yang ditahan.
Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Secara teoritis perusahaan yang menggunakan laba untuk reinvestasi harus memperoleh keuntungan minimal sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan dengan tingkat risiko yang sama.
Hal ini karena keuntungan setelah pajak tersebut merupakan sebenarnya hak bagi pemegang saham biasa. Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham dari investasi dengan tingkat risiko tertentu adalah sebesar ke.
Pemegang saham dapat memperoleh return sebesar ke dengan membeli saham perusahaan lain yang sejenis.
Sehingga apabila perusahaan tidak dapat menginvestasikan laba ditahan dan memperoleh tingkat keuntungan paling tidak sebesar ke maka sebaiknya perusahaam membagikannya dalam bentuk dividen, dan membiarkan pemegang saham melakukan investasi sendiri.
Oleh karena itu biaya modal dari penggunaan laba ditahan untuk investasi akan sama dengan biaya penggunaan modal saham biasa.